PT 15
ISLAM DAN WAWASAN KEINDONESIAAN
Islam di Indonesia dikenal dengan istilah Islam Nusantara, yang menunjukkan karakter yang damai, sopan, dan toleran. Peranan Islam sangat krusial dalam membangun persatuan bangsa dengan menyelesaikan perbedaan suku, adat, serta budaya di Nusantara. Melalui kontribusi para ulama dan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar yang umum, Islam berfungsi sebagai identitas yang menyatukan, mengatasi batas-batas wilayah dan etnis. Selain itu, Islam mendukung nilai-nilai kebangsaan seperti Pancasila, yang menekankan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai landasan negara, sehingga menjadi sumber moral dan spiritual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam perspektif keindonesiaan, Islam bukan sekadar agama, tetapi juga menjadi etika sosial yang mendorong keadilan, demokrasi, dan kerukunan antar umat beragama di negara yang beragam dan multikultural. Korrelasi antara Islam dan negara bersifat simbiotik; Islam berfungsi sebagai dasar moral, sementara negara berperan dalam menjaga integrasi bangsa. Namun, muncul tantangan dari stigma radikalisme dan polarisasi politik yang bisa menggangu persatuan nasional. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki pemahaman Islam yang moderat dan toleran, serta memperkuat wawasan kebangsaan agar Islam dapat terus memberikan kontribusi positif dalam menciptakan masyarakat yang adil dan harmonis.
Secara historis, Islam di Indonesia juga memiliki peran dalam menumbuhkan kesadaran sosial dan politik yang menentang ketidakadilan, dengan menjadikan nilai-nilai moral sebagai pondasi kehidupan bersama. Islam tidak memisahkan agama dan politik secara tegas; ia justru mengajarkan kepedulian terhadap hak asasi manusia dan keadilan sosial. Dengan demikian, Islam menjadi aset penting dalam memperkuat wawasan kebangsaan dan mempertahankan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Komentar
Posting Komentar